Ilustrasi |
Jember - Mantan anggota DPRD Jember H Sanusi Mochtar Fadilah meninggal dunia saat isolasi mandiri di rumahnya lantaran terkena covid-19.
Sanusi adalah anggota DPRD Jember periode 2004-2009 dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB). Dan saat ini, dia merupakan pengurus DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jember. Ia isoman di Desa Tegalrejo, Kecamatan Mayang.
"Iya, dia Wakil Sekretaris DPC PPP Jember," kata Ketua DPC PPP Jember HM Madini Faruk, Minggu (18/7/2021).
"Dan juga Sekretaris AHSAN (Asosiasi Himpunan Santri Nusantara) dan juga Sekretaris BGD (Barigade Gus Dur) Jember. Almarhum orang yang senang berorganisasi sejak masih muda dan semangatnya luar biasa," lanjutnya.
Sebelumnya, Sanusi menjalani isoman setelah istrinya meninggal karena COVID-19. Sanusi tinggal sendirian di rumah karena kedua anaknya mondok dan satu anaknya lagi dititipkan di rumah kerabat di Desa Sempolan, Kecamatan Silo.
"Dua anaknya mondok di Sidogiri (Pasuruan) dan Paiton (Probolinggo), dan yang kecil dititipkan di rumah keluarga di Sempolan karena Haji Sanusi sedang isolasi mandiri di rumah," ujar Madini Faruk.
Menurut pria yang karib disapa Gus Mamak ini, jenazah Sanusi dimakamkan di rumah asalnya di Kecamatan Maesan, Bondowoso. Kedua anaknya yang mondok juga sudah datang di rumah duka.
"Anaknya yang mondok juga sudah tiba di rumah Maesan," ucap Gus Mamak.
Kapolsek Mayang Iptu Bejul Nasution menerangkan, sudah 10 hari Sanusi menjalani isoman di rumah. Selama itu, pihaknya terus melakukan pemantauan. Bahkan rumah Sanusi sempat disemprot disinfektan.
"Beliau ini sedang menjalani isoman di rumahnya, sekitar dua hari yang lalu, saya bersama Danramil, Pak Camat Mayang, dan sejumlah relawan menyemprot rumahnya (dengan disinfektan)," ujar Bejul.
"Saat dilakukan penyemprotan itu, terlihat dari jendela kamar di rumahnya sempat dada-dada (menyapa) kita. Bahkan pagi tadi saya masih sempat mengirimkan nasi bungkus untuk sarapan, karena beliau ini isoman di rumahnya sendirian," katanya.
Bejul mengaku sempat berkoordinasi dengan Puskesmas agar Sanusi bisa dirawat. Namun saat itu Sanusi masih memilih isoman di rumah.
"Tapi beliaunya masih merasa belum perlu. 'Oh tidak usah' katanya. Sehingga masih menjalani isoman di rumahnya itu," ujar Bejul.
Untuk memantau kondisi Sanusi, lanjut Bejul, pihaknya berkoordinasi dengan warga sekitar rumah Sanusi untuk melihat dan memperhatikan kondisi mantan anggota Dewan itu.
"Semalam saya berkoordinasi dengan warga namanya Mas Nunung. Saya bilang untuk dilihat dan dipantau. Kemudian pagi tadi (setelah sarapan) ditungguin sedang tidur. Tapi kemudian kok ada yang aneh saat tidur, ternyata sudah meninggal itu. Tidak tahu jam berapa pasti meninggalnya," kata Bejul.
"Akhirnya tadi saya bersama Koramil dan petugas Puskesmas mengecek, dan (diketahui) sudah meninggal," sambungnya.
Kemudian untuk proses pemakaman dilakukan secara protokol pemakaman pasien COVID-19. Pihak keluarga juga menghendaki untuk dimakamkan di tempat asalnya.
"Rumahnya di Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso. Pemakaman menggunakan protokol pemulasaraan COVID-19 yang tadi dibawa menggunakan mobil ambulans Puskesmas Bondowoso. Dibantu di sana," kata Bejul. (dtc)