![]() |
Ilustrasi |
Gaza City - Tim penyelamat Palestina melaporkan sedikitnya 120 orang tewas akibat rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza sepanjang Kamis (15/5) waktu setempat. Warga Gaza melontarkan harapannya agar perang yang berkecamuk sejak Oktober 2023 itu segera berakhir.
Laporan terbaru badan pertahanan sipil Gaza, seperti dilansir AFP, Jumat (16/5/2025), menyebut jumlah korban tewas akibat pengeboman Israel sejak Kamis (15/5) dini hari telah bertambah menjadi sedikitnya 120 orang.
Rekaman AFPTV yang diambil setelah serangan menghantam area Deir al-Balah di Jalur Gaza bagian tengah, menunjukkan bangunan-bangunan rata dengan tanah dan tumpukan puing beton di mana-mana.
"Kami berdoa agar perang ini segera berakhir, dan kami mengimbau semua lembaga internasional untuk mengakhiri perang karena cukup sudah," ucap salah satu warga Gaza, Maher Ghanem, yang mengalami luka di bagian lengan akibat gempuran Israel.
Rentetan serangan militer Tel Aviv yang terus berlanjut, semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, dengan aliran bantuan kemanusiaan telah dihentikan sejak 2 Maret lalu -- taktik yang menurut Israel dimaksudkan untuk memaksa Hamas memberikan konsesi.
Namun kelompok Hamas pada Kamis (15/5) justru bersikeras mengatakan bahwa pemulihan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza menjadi "persyaratan minimum" untuk perundingan.
Hamas juga menegaskan bahwa Jalur Gaza tidak "untuk dijual" beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, saat berkunjung ke Qatar, kembali mengusulkan agar AS mengambil alih wilayah itu dan mengubahnya menjadi "zona kebebasan".
Dimulainya kembali operasi militer Israel pada 18 Maret lalu, beberapa pekan setelah blokade bantuan kemanusiaan dilakukan, telah mengakhiri gencatan senjata yang menghentikan sebagian besar pertempuran di Jalur Gaza sejak pertengahan Januari lalu.
Selama berminggu-minggu, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa pasokan apa pun, mulai dari makanan, air bersih, bahan bakar dan obat-obatan, telah mencapai titik terendah terbaru.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rumah sakit terakhir di Jalur Gaza yang menyediakan perawatan kanker dan jantung telah berhenti beroperasi, setelah serangan Israel pada Selasa (13/5) yang menyebabkan rumah sakit itu "rusak parah dan tidak dapat diakses".
Pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Francesca Albanese, menuduh Israel "membunuh apa yang tersisa dari kemanusiaan".
PBB memperkirakan sekitar 70 persen wilayah Jalur Gaza saat ini dinyatakan sebagai zona terlarang oleh Israel, atau berada di bawah perintah evakuasi.
Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikelola Hamas, menyebutkan total 53.010 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober 2023. Sekitar 2,876 orang di antaranya tewas sejak Tel Aviv melanjutkan serangan militernya kembali pada pertengahan Maret. (dtc)